Senin, 21 Oktober 2013

Bahasa Sebagai Alat Pencari Kerja

Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk berinteraksi satu sama lain. Didalam kehidupan sosial manusia tidak dapat berdiri sendiri, manusia butuh dengan manusia lainnya. Dengan adanya kebutuhan itu maka digunakanlah bahasa untunk mengungkapkan atau menyampai kebutuhan untuk minta tolong maupun memberi bantuan. Manusia untuk menjalani kehidupan perlu biaya-biaya untuk melanjutkan hidupnya, untuk sandang, papan, pangan maupun pendidikan. Oleh karena itu manusia dituntut untuk bekerja ataupun membuat usaha yang menghasilkan agar dapat melanjutkan hidupnya tanpa perlu merepotkan orang lain secara terus menerus.   

BAHASA SEBAGAI ALAT PENCARI KERJA

            Mengapa dapat dikatakan bahasa sebagai alat pencari kerja??? Jawabannya adalah bahasa sebagai alat komunikasi / penghubung / interaksi manusia satu dengan manusia lainnya. Termasuk dalam hal lapangan pekerjaan, mencari pekerjaan atau untuk membuka usaha.
Untuk itu dalam mencari kerja atau sudah melamar pekerjaan akan diadakan tes atau ujian wawancara dengan pihak perusahaan ataupun pihak pemilik usaha tersebut. Apapun yang ditanyakan oleh si pewawancara, kita harus menjawabnya dengan bahasa yang baik dan benar, coba saja jika kita menjawabnya dengan bahasa yang nyeleneh, apakah kita akan di hargai oleh si pewawancara??? Selain itu jika kita menggunakan bahasa yang baik dan benar, si pewawancara akan mempertimbangkan cara bicara kita. Tetapi ingat berbicara yang baik dan benar tetap harus berdasarkan fakta. Dan hal lain dalam bahasa sebagai alat pencari kerja adalah kemampuan penguasaan bahasa asing yang kita miliki, dunia memilih bahasa inggris sebagai bahasa internasional oleh karena itu juga mengapa kita saat mengenyam pendidikan ada mata pelajar bahasa inggris. Didalam dunia pekerjaan yang begitu kompleks, bahasa inggris sangat dibutuhkan karena dengan berkembangnya teknologi dan komputerisasi, bahasa inggris menjadi bahasa utama yang selalu ada di setiap perkembangan. Dan oleh sebab itu di perusahaan-perusahaan yang sudah berkembang pesat, penerimaan karyawan juga di seleksi dari kemampuan berbahasa asingnya (bahasa inggris) karena memudahkan untuk melakukan instruksi-instruksi yang terdapat pada alat kerja maupun yang diberikan oleh trainer.

            Selain bahasa lisan, bahasa tubuh dan tulis pun dapat mempengaruhi peluang untuk mendapat pekerjaan. Contoh bahasa tubuh pada saat wawancara dari cara kita mengetuk pintu, berjalan, berdiri, duduk, posisi tangan, posisi kepala dan tatapan mata kita sangat diperhatikan , karena apa yang kita lakukan merupakan cerminan dari diri kita sendiri. Bahasa tubuh juga mengartikan bagaimana tatakrama dan sikap kita terhadap orang lain. Misalkan terhadap atasan kita, tidak mungkin ketika atasan kita sedang menjelaskan sesuatu maka kita menggerak-gerakan kaki semaunya. Selanjutnya bahasa tulis juga berpengaruh pada kita sebagai alat pencari kerja. Di beberapa perusahaan mengharuskan kita menulis diatas lembaran kosong, itu untuk mengetahui karakter kita dari tulisan tangan kita sendiri. Tapi bukan berarti orang dengan tulisan yang jelek mempunya karakter jelek, begitu juga sebaliknya. Hanya saja dengan bagaimana kita menulis dan hasil tulisan kita dapat dinilai oleh orang yang dapat membacanya.  Oleh karena itu maka sebaiknya kita mulai memperbaiki diri kita, tapi ingat jangan menipu diri kita sendiri untuk menjadio orang lain. Tetap menjadi diri sendiri namun berubah untuk menjadi yang lebih baik. Karena dengan adanya perkembangan zaman yang diikuti dengan teknologi dan pendidikannya, tidak sulit seseorang untuk menilai karakter orang lain hanya dengan  melalui bahasa, baik bahasa lisan, tulis dan tubuh. 

Bahasa Sebagai Jati Diri

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dengan sesamanya berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap suara. Namun tidak hanya itu bahasa juga bisa berupa lisan,  tulisan dan isyarat.

BAHASA SEBAGAI JATI DIRI

Kenapa dapat di katakan bahasa itu sebagai jati diri, itu karena bahasa adalah suatu hal yang kita lakukan terus menerus, berulang-ulang tanpa henti. Berbicara, menulis, dan atau memberi isyarat adalah sebuah bentuk bahasa yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penggunaan bahasa yang baik dan benar adalah cerminan dari diri kita. Namun tidak sejatinya orang yang memiliki tutur kata yang baik dan benar adalah orang baik. Paling tidak jika kita menggunakan bahasa yang baik dan benar, orang lain yang mendengarkan tidak akan merasa jenuh ataupun merasa tidak mengerti terhadap apa yang kita katakan atau sampaikan. Bahasa sebagai jati diri juga berarti bisa mengindikasikan dari mana kita berasal. Karena di dalam bahasa terdapat logat atau cara bicara kita. Contoh saja orang dari suku jawa yang sangat kental, pasti kita tahu bahwa yang bersangkutan adalah orang jawa. Termasuk juga suku-suku lainnya, dengan cara berbicara, berkomunikasi maupun berinteraksi dengan orang lain dapat mencerminkan jati diri kita. Sama juga halnya dengan turis yang datang ke negara kita ini, mereka menggunakan bahasa mereka. Dengan bahasa yang mereka gunakan kita dapat mengetahui darimana dia berasal, walaupun banyak dari turis yang datang menggunakan bahasa inggris namun tidak dipungkiri itu hanya untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak sebahasa dengannya.
Sebuah contoh kasus pada berikut ini. Pada awalnya seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yg tetap yakni ayah ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya melainkan untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Pada saat penggunaan bahasa menjadi alat untuk ekspresi diri  hal ini akan berlanjut pada tahap bahasa sebagai jati diri. Ia tidak lagi perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang akan menjadi pendengarnya, pembacanya atau sasarannya. Bahasa sebagai jati diri menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, untuk memaklumkan keberadaan kita, faktor-faktor yang mendorong bahwa bahasa sebagai jati diri adalah:

-       1.    Agar menarik perhatian oran lain terhadap kita
-       2.   Keinginan unuk membebaskan diri kita dari tekanan dan emosi
-       3.    Ingin menunjukan pemahaman, sudut pandang kita terhadap orang lain dengan cara kita sendiri


Bahasa sebagai jati diri juga bisa di artikan sebagai identitas atau karakter kita, contoh saja jika kita bertemu orang yang dengan gaya bahasanya semaunya, berbicara tanpa didasar kenyataan atau fakta yang menyebabkan kerugian pada orang lain. Dengan adanya kejadian tersebut orang lain dapat menyimpulkan bahwa si pembicara berbohong, maka dapat di bilang si pembicara adalah si pembohong. Kurang lebih seperti itulah ulasan bahwa bahasa sebagai jati diri.