Senin, 21 Oktober 2013

Bahasa Sebagai Jati Diri

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dengan sesamanya berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap suara. Namun tidak hanya itu bahasa juga bisa berupa lisan,  tulisan dan isyarat.

BAHASA SEBAGAI JATI DIRI

Kenapa dapat di katakan bahasa itu sebagai jati diri, itu karena bahasa adalah suatu hal yang kita lakukan terus menerus, berulang-ulang tanpa henti. Berbicara, menulis, dan atau memberi isyarat adalah sebuah bentuk bahasa yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penggunaan bahasa yang baik dan benar adalah cerminan dari diri kita. Namun tidak sejatinya orang yang memiliki tutur kata yang baik dan benar adalah orang baik. Paling tidak jika kita menggunakan bahasa yang baik dan benar, orang lain yang mendengarkan tidak akan merasa jenuh ataupun merasa tidak mengerti terhadap apa yang kita katakan atau sampaikan. Bahasa sebagai jati diri juga berarti bisa mengindikasikan dari mana kita berasal. Karena di dalam bahasa terdapat logat atau cara bicara kita. Contoh saja orang dari suku jawa yang sangat kental, pasti kita tahu bahwa yang bersangkutan adalah orang jawa. Termasuk juga suku-suku lainnya, dengan cara berbicara, berkomunikasi maupun berinteraksi dengan orang lain dapat mencerminkan jati diri kita. Sama juga halnya dengan turis yang datang ke negara kita ini, mereka menggunakan bahasa mereka. Dengan bahasa yang mereka gunakan kita dapat mengetahui darimana dia berasal, walaupun banyak dari turis yang datang menggunakan bahasa inggris namun tidak dipungkiri itu hanya untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak sebahasa dengannya.
Sebuah contoh kasus pada berikut ini. Pada awalnya seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yg tetap yakni ayah ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya melainkan untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Pada saat penggunaan bahasa menjadi alat untuk ekspresi diri  hal ini akan berlanjut pada tahap bahasa sebagai jati diri. Ia tidak lagi perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang akan menjadi pendengarnya, pembacanya atau sasarannya. Bahasa sebagai jati diri menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, untuk memaklumkan keberadaan kita, faktor-faktor yang mendorong bahwa bahasa sebagai jati diri adalah:

-       1.    Agar menarik perhatian oran lain terhadap kita
-       2.   Keinginan unuk membebaskan diri kita dari tekanan dan emosi
-       3.    Ingin menunjukan pemahaman, sudut pandang kita terhadap orang lain dengan cara kita sendiri


Bahasa sebagai jati diri juga bisa di artikan sebagai identitas atau karakter kita, contoh saja jika kita bertemu orang yang dengan gaya bahasanya semaunya, berbicara tanpa didasar kenyataan atau fakta yang menyebabkan kerugian pada orang lain. Dengan adanya kejadian tersebut orang lain dapat menyimpulkan bahwa si pembicara berbohong, maka dapat di bilang si pembicara adalah si pembohong. Kurang lebih seperti itulah ulasan bahwa bahasa sebagai jati diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar