Jumat, 04 November 2011

Tugas Softskill 4

Harapan hanyalah harapan….

Suatu hari ada seorang lelaki bernama Bobi, ia mulai memasuki dunia perkuliahan tahun ini. Pertama-tama ia merasa bahwa ia belum siap menjalani hari-hari perkuliahan karena ia ingin menikmati masa muda bersama teman-teman SMAnya, namun mau tak mau ia harus siap demi menggapai masa depannya.
            Ketika ia mulai menjalani kehidupannya sebagai mahasiswa, ia mulai merasa bahwa ia sudah akrab bersama teman-teman kelasnya dalam kampusnya, canda tawa maupun bosannya menjadi mahasiswa sudah dirasakannya bersama teman-teman kelasnya, tapi karena Bobi yang hobi bercanda dengan wanita di kelas, ya seperti gombal maupun rayuan mautnya, hal itu membuat Bobi terpaku pada satu wanita soleh bernama Gita di kelasnya, wanita itu membuat dia jatuh hati, Bobi yang biasanya rusuh dan hobi bercanda jadi sering duduk disamping Gita untuk merayu dan menggombalinya.
            Bobi yang pintar dalam mengikuti kehidupan perkuliahan membuat ia menjadi sesosok mahasiswa yang selalu ditanyai oleh temannya mengenai pelajaran maupun tugas yang terkadang sulit untuk dijawab teman lainnya, oleh sebab itupun Gita juga sering bertanya mengenai tugas kepada Bobi. Bobi yang merasa mulai dekat dengan Gita pun langsung terjerumus dalam masa indah kasmaran karena mata Gita yang terlihat indah ketika memandang Bobi, Bobi pun merasa bimbang karena disaat itu Gita sudah mempunya pacar diluar kampus.
            Bobi pun beberapa hari  kemudian mulai mengurangi perasaannya kepada Gita karena Gita sudah mempunyai pacar dan Bobi merasa bahwa ia tidak bisa mendapatkan hati Gita. Bobi sudah mulai mengurangi perasaannya tapi ya memang namanya jatuh cinta susah untuk dihilangkan jadi ya terkadang Bobi merasa suka lagi kepada Gita dan menginginkan Gita menjadi pacarnya, tapi ya seiring waktu berjalan ternyata hanya harapan kosong, karena Gita sangat langgeng dengan hubungan pacarannya.
            Akhirnya pun Bobi mulai melupakan Gita dan beralih untuk fokus kedalam pelajaran sehingga ia pun bisa mendapatkan target IPK 3,4 yang ia inginkan sejak masuk kuliah, dan karena Bobi fokus terhadap pelajaran yang diajarkan para dosen, angka 3,5 pun berhasil ia capai, Gita yang melihatnya sebagai seorang pria yang bandel tapi pintar membuat Gita tertarik, tapi hubungan mereka hanya sebatas persahabatan karena Gita tidak bisa begitu saja meninggalkan pacarnya yang sangat disayanginya.

Tugas Softskill 3

Ketidakadilan Pelayanan Kesehatan


Baru-baru ini kasus kericuhan pada antrean pasien dukun cilik di Jombang membuat kita terpana. Keinginan masyarakat untuk sehat terhambat masalah keuangan sehingga pengobatan alternatif macam dukun cilik ini kian marak dan ramai didatangi.
Cerita orang miskin di negeri ini “disandera” rumah sakit sudah biasa. Jangan pula heran jika seorang ibu muda yang baru melahirkan tidak bisa membawa pulang bayinya dari klinik. Masalahnya sama, yaitu tidak mampu membayar biaya pelayanan kesehatan. Namun akar utamanya sebenarnya adalah anggaran kesehatan sangat kecil dan sistem kesehatan yang diskriminatif. Anggaran kesehatan di negeri ini kalah jauh dengan anggaran pendidikan dan pertahanan. Dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2009 yang berjumlah Rp1.037,1 triliun, anggaran Departemen PendidikanRp207,4 triliun, Departemen Pertahanan Rp33,7 triliun, dan Departemen Kesehatan Rp20,3 triliun.
Dari segi proporsi anggaran kesehatan itu hanya 2,8 persen dari total APBN 2009. Belum pernah anggaran kesehatan lebih dari 3 persen dari total APBN. Dari tahun ke tahun jumlah anggaran memang meningkat, tapi proporsinya menurun. Anggaran Departemen Kesehatan tahun 2005 Rp11,14 triliun (2,9 persen dari total APBN), tahun 2006 Rp13,98 triliun (2,3 persen dari total APBN), tahun 2007 Rp18,75 triliun (2,7 persen dari total APBN), dan tahun 2008 Rp18,76 triliun (2,49 persen dari APBN).
Angka ini jauh dari anggaran yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni 15 persen dari APBN. Meski anggaran itu ditambah APBD, dana alokasi khusus, dan pinjaman/ hibah luar negeri (PHLN), tetap saja jumlahnya kurang dari standar WHO. Mengapa anggaran kesehatan sangat kecil? Para pejabat negeri ini belum sepenuhnya memperhatikan pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan fisik mendominasi benak para pengambil kebijakan. Padahal, sudah banyak penelitian membuktikan bahwa warga negara yang sehat akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bersama yang lebih baik.
Sampai kini, untuk melayani kesehatan dasar (untuk menyembuhkan warga sakit) pun belum tertangani semua. Ini menandakan bahwa harapan untuk memiliki rakyat yang sehat dan berkualitas jauh panggang dari api. Target mengurangi kematian bayi dan kematian ibu serta meningkatkan umur harapan hidup bisa terancam gagal jika pemerintah tidak bekerja lebih keras lagi untuk mencapai hasil maksimal.
Untuk memecahkan persoalan tersebut, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari sudah mencoba sejumlah terobosan. Di antaranya lewat kebijakan program Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin) atau kini diganti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Program ini memberikan harapan bahwa akses untuk masyarakat bawah mulai terbuka.
Harus diakui dalam kasus Askeskin memang terjadi mismanajemen, pendataan yang kurang maksimal, klaim bermasalah, dan kekurangan lain, tapi bukan berarti tiada harapan. Sampai kini baru Sumatera Selatan yang mengadopsi kebijakan Jamkesmas dan beberapa rumah sakit yang ditunjuk Departemen Kesehatan.
Berobat gratis menjadi jalan pendek untuk melayani kesehatan kaum miskin. Cakupan Jamkesmas harus diperluas lagi agar usia harapan hidup terus meningkat.
            

Menurut saya ini adalah masalah yang sudah umur terjadi disekitar kita, yang namanya berobat gratis lah atau biaya pengobatan gratis nyatanya tidak semuanya berjalan lancer, selalu ada alasan agar para pasien tersebut membayar biaya rumah sakit yang telah dipakai. Padahal apabila orang yang miskin yang tidak memiliki biaya, tetapi secara kebetulan harus d rawat dirumah sakit itu sangat penting, apakah nyawa seseorang harus dihitung dengan UANG? Uang bukan segalanya karena nyawa manusia itu lebih berarti, jadi sebaiknya menteri kesehatan harus melakukan sidak dalam rumah sakit yang sering melakukan biaya pada orang yang memiliki askes atau surat pengobatan gratis.

Tugas Softskill 2


PAREPARE -CAKRAWALA ONLINE- Di jaman modern ini, operasi kejahatan semakin canggih. Tidak heran, kalau komputer kini bisa digunakan sebagai media yang tepat. Cybercrime, tindakan kejahatan menggunakan komputer sebagai alat utama dalam melakukan kejahatan.


Internet yang menjadi suatu bagian dari kehidupan modern telah menjadi kejahatan semakin berkembang dibalik itu juga informasi terbaru tentang segala sesuatu dan kemajuan Iptek semakin meningkat ke tingkat yang luar biasa. H Hamid Tunrung, adalah salah seorang warga Kelurahan Labukkang, Jalan Bau Massepe, yang menjadi korban cybercrime, 


Sabtu, 14 Agustus kemarin. Hamid kehilangan uang sebesar Rp3 Juta setelah disuruh melakukan transfer via ATM oleh pelaku. H Hamid awalnya menemukan berkas yang memuat cek senilai sekira Rp1 Miliar lebih di Jalan Bau Massepe. Sayang, niat baik H Hamid yang berusaha menghubungi sang pemilik berkas, atas nama Sugiono,SE, alamat Jalan Darmo Indah Timur SS-99, Jawa Timur, Surabaya, berbuah petaka bagi dirinya. “Karena kasihan, saya menelepon si pemilik atasnama Sugiono, SE, dengan nomor Hp 085379044458, dan ia berterimah kasih kepada saya, dan katanya dari cek yang saya dapatkan tadi, saya dijanji 10 persen,” ujarnya. Pelaku kemudian nerpura-pura meminjam uang kepada korban H Hamid, dan meminta ditrasfer via ATM. “Saya diarahkan ke ATM, seperti orang yang tidak sadar dan seperti terhipnotis, saya ke ATM Mandiri, lalu saya dituntun melalui telepon untuk mentrasfer ke no Rekenig 1640000236069 atasnama Anggi Maulana, menggunakan bahasa inggris, karena saya tidak paham bahas inggris, saya ikut saja,” tuturnya. Usai melakukan transfer, H Hamid mengaku baru sadar. Setelah mengecek kembali saldo di rekening dan faktur transaksi, uang miliknya sudah tertransfer sekira Rp 3 juta. 


Rencananya, Senin, 15 Agustus hari ini, H Hamid baru akan melaporkan kejahatan yang dialaminya kepada polisi. “Kejadian ini akan saya laporkan kepada pihak yang berwajib. Saya minta kepada masyarakat, untuk tidak mudah percaya dengan orang yang tidak kita kenal, karena bisa menimbulkan hal-hal yang tidak kita ingnkan,” katanya. Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Jhony Waenal Usman saat melakukan supervisi ke jajaran Polres Sidrap, Sabtu lalu, juga memperingatkan jajarannya terkait maraknya cybercrime selama ramadan. Dalam kunjungan keduanya di Bumi Nene Mallomo sejak menjabat Kapolda Sulselbar itu, Jhony didampingi Inspektorat Pengawasan Daerah (Irwasda) Polda Sulselbar, Kombes Aan Iskandar serta sejumlah petinggi Polda Sulselbar lainnya. Jhony mengingatkan kepada jajaran Polres Sidrap untuk menyelesaikan berbagai “pekerjaan rumah (PR)” yang perlu diselesaikan. Salah satu adalah, maraknya cybercrime. “Saya harap Polres Sidrap terus mewaspadai pelaku cybercrime yang menurut data, pelakunya banyak berasal dari daerah ini,” ujarnya mengingatkan. Kejahatan cybercrime biasanya menggunakan berbagai modus. Seperti, penipuan dengan hubungan internet. 


Ada penjual di internet yang meminta untuk dikirimi uang pemesanan barang, tapi sama sekali tidak dikirim ke pada pembeli, ada juga dengan cara mengirim e-mail yang isinya tidak penting, biasanya iklan. Spammer (pesan masuk di spam) biasanya memiliki progam dan cara tertentu yang bisa mengumpulkan alamat e-mail. Dan yang paling banyak dan gampang digunakan pelaku adalah, pengambilan uang yang berulang-ulang dalam jumlah kecil. Kejadian hilangnya uang di ATM di berbagai bank di daerah bisa terjadi karena modus ini. Mereka (pelaku) menuntun korbannya untuk menggunakan kecanggihan di ATM untuk menipu korbannya. Terkait maraknya kasi kejahatan cybercrime itu, Jhony Waenal Usman meminta jajarannya untuk tidak menjadikan bulan puasa sebagai alasan kinerja kepolisian menjadi menurun. Malah sebaliknya, kata dia pelayanan harus ditingkatkan, khususnya dalam mengantisipasi tindak kejahatan dan tradisi mudik saat lebaran. “Kita harus menjamin, tradisi pulang kampung aman, tertib dan lancar, jadi meski puasa pelayanan harus tetap jalan, memang seperti itulah tugas kita,” ujarnya. Jhony menjelaskan, dalam memberi pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat, polisi membutuhkan kesabaran dan stabilitas emosi tinggi. Dikatakannya, setiap anggota dapat melatih hal tersebut dengan berpuasa. 


Kapolres Sidrap, AKBP Syamsi saat melaporkan kondisi institusi yang dipimpinnya menguraikan, jumlah personil yang ada di Polres Sidrap hanya 421 orang, padahal berdasar DSPP (Daftar Susunan Personil Polisi) idealnya dibutuhkan 915 orang. Namun dikatakannya, hal tersebut tidak menjadi alasan dalam pelaksanaan tugas-tugas kepolisian secara maksimal. “Kami senantiasa mengoptimalkan personil yang ada, salah satunya melalui waskat (pengawasan melekat, red) di setiap jenjang,” tandas Syamsi. Kunjungan safari ramadan juga dilakukan Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Jhony Waenal Usman di Bumi Lasinrang, Pinrang. Irjen Pol Jhony Waenal Usman bersama rombongan dari Polda Sulselbar tiba sejak pukul 17.30 wita di Mapolres Pinrang dengan pengawalan ketat. 


Kapolda bersama rombongan diterima Kapolres Pinrang. Selain buka puasa bersama, juga dirangkaikan shalat magrib berjamaah di Muzhallah Polres Pinrang Dilanjutkan penyerahan bantuan kepada puluhan anak panti asuhan serta sejumlah pensiunan Polri di di Aula Polres Pinrang. Seusai kegiatan di Mapolres, tim safari ramadhan Kapolda melanjutkan salat Isya dan Tarwih bersama di masjid Nurul Iman Polres Pinrang di halaman Asrama Polisi (Aspol). Kapolda bersama rombongan juga sempat dijamu Bupati Pinrang, Aslam Patonangi, di rumah Jabatan Bupati (rujab).(ANDAS)




Menurut Saya masalah penipuan Online tersebut harus di usut tuntas, karena sudah terjadi banyak sekali kasus yang sama, di sekitar saya pun sudah banyak sorban yang sudah mengalami penipuan tersebut, ingá akhirnya mau tak mau harus berpasrah, apa lagi jikalau melapor ke polisi terkadang harus memenuhi biaya administrasi alias PUNGLI, itu yang harus dihilangkan dari kebiasaan polisi, jangan sampai menyebarnya penyakit penipuan dalam dunia maya.

Tugas Softskill 1

Kejari Surabaya Periksa Saksi Dugaan Korupsi Kelurahan Kebraon

LENSAINDONESIA.COM: Dugaan korupsi di Kelurahan Kebraon, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, tidak hanya membelit mantan Lurah Kebraon, Hamzah Fajri.
Dikabarkan penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya masih memburu tersangka baru.
Penyidik Pidsus Kejari telah memeriksa mantan Sekretaris Kelurahan Kebraon, Hermin. Informasi yang diterima LIcom, Jumat (21/10), dalam kasus tersebut catatan pemungutan uang untuk pengurusan dokumen warga diberikan ke sekretaris kelurahan.
Kepala Kejari Surabaya, Mukri menegaskan, kasus pungli di Kelurahan Kebraon tetap masih dikembangkan. Namun saat ditanya apakah ada tersangka baru dalam kasus itu, Mukri menjawab masih dalam tahap pendalam untuk memburu tersangka baru. “Kami beberapa kali telah memeriksa sejumlah saksi untuk mendalami mencari apakah ada tersangka baru atau tidak,” ujarnya.
Selain itu, Kejari melakukan pemeriksan terhadap Sekretaris Kelurahan Kebraon. “Pemeriksaan terhadap Sekretaris Kelurahan Kebraon, untuk hasilnya kami belum bisa memberitahukan,” tandasnya.
Sementara itu, Lurah Kebraon, Hamzah Fajri yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut mengatakan, sebelum dirinya ditetapkan sebagai tersangka para warga (pelapor, red) telah melakukan pencabutan laporan. “Saya punya bukti pencabutannya kasus itu,” terangnya saat ditemui di kantor Kejari Surabaya.
Ia lantas menolak kabar tentang adanya pungli yang ditujukan padanya. Menurut Hamzah, tudingan pungli dari para warganya sangat berlebihan. “Apalagi saya dilaporkan sering absen (tidak masuk kantor). Bagaimana bisa melakukan pungli kalau saya tidak masuk. Itu kan tidak masuk akal,” tandasnya.
Di pihak lain, menanggapi komentar Hamzah, kuasa hukum warga pelapor, Henry Rusdjianto mengatakan, apa yang disampaikan Lurah Kebraon itu tidak benar. Ia juga membantah komentar Hamzah yang mengatakan kalau warga melakukan pencabutan laporan atas kasus tersebut. “Sebagian warga didatangi orang suruhan Hamzah agar mencabut laporan. Jadi bukan karena kehendak warga sendiri,” terangnya.
Perlu diketahui, sekitar Agustus lalu, puluhan warga Kelurahan Kebraon mendatangi kantor kelurahan. Mereka melakukan unjuk rasa terkait adanya pungutan liar kepada warga setempat.
Dalam hal ini, Lurah dan Sekretarisnya dituding sebagai aktor dibalik pungutan liar itu. Akibatnya keduanya telah dicopot dari pekerjaannya dan hingga saat ini kasusnya telah memasuki penyidikan oleh Kejari Surabaya.



Menurut saya memang tindak Korupsi itu sangat sulit dihilangkan, karena terbukti dari banyak kasus dari hal kecil saja di tingkat kecil seperti kelurahan saja sudah terbiasa dengan tindak korupsi, sekarang kalau kita piker yang kecil saja sudah ada korupsi, bagaimana dengan tingkat yang lebih tinggi?

Budaya masyarakat Indonesia yang berdasarkan “ada uang ada barang” itu yang sangat disesalkan, karena prinsip ini lah yang akhirnya membuat kebiasaan setiap orang yang akan melakukan sesuatunya di ukur dengan uang.. Hal ini yang harus dikurangi dan dihilangkan agar tidak lagi terjadi korupsi baik d tingkat pemerintahan yang tinggi maupun pada masyarakatnya..