Jumat, 04 November 2011

Tugas Softskill 2


PAREPARE -CAKRAWALA ONLINE- Di jaman modern ini, operasi kejahatan semakin canggih. Tidak heran, kalau komputer kini bisa digunakan sebagai media yang tepat. Cybercrime, tindakan kejahatan menggunakan komputer sebagai alat utama dalam melakukan kejahatan.


Internet yang menjadi suatu bagian dari kehidupan modern telah menjadi kejahatan semakin berkembang dibalik itu juga informasi terbaru tentang segala sesuatu dan kemajuan Iptek semakin meningkat ke tingkat yang luar biasa. H Hamid Tunrung, adalah salah seorang warga Kelurahan Labukkang, Jalan Bau Massepe, yang menjadi korban cybercrime, 


Sabtu, 14 Agustus kemarin. Hamid kehilangan uang sebesar Rp3 Juta setelah disuruh melakukan transfer via ATM oleh pelaku. H Hamid awalnya menemukan berkas yang memuat cek senilai sekira Rp1 Miliar lebih di Jalan Bau Massepe. Sayang, niat baik H Hamid yang berusaha menghubungi sang pemilik berkas, atas nama Sugiono,SE, alamat Jalan Darmo Indah Timur SS-99, Jawa Timur, Surabaya, berbuah petaka bagi dirinya. “Karena kasihan, saya menelepon si pemilik atasnama Sugiono, SE, dengan nomor Hp 085379044458, dan ia berterimah kasih kepada saya, dan katanya dari cek yang saya dapatkan tadi, saya dijanji 10 persen,” ujarnya. Pelaku kemudian nerpura-pura meminjam uang kepada korban H Hamid, dan meminta ditrasfer via ATM. “Saya diarahkan ke ATM, seperti orang yang tidak sadar dan seperti terhipnotis, saya ke ATM Mandiri, lalu saya dituntun melalui telepon untuk mentrasfer ke no Rekenig 1640000236069 atasnama Anggi Maulana, menggunakan bahasa inggris, karena saya tidak paham bahas inggris, saya ikut saja,” tuturnya. Usai melakukan transfer, H Hamid mengaku baru sadar. Setelah mengecek kembali saldo di rekening dan faktur transaksi, uang miliknya sudah tertransfer sekira Rp 3 juta. 


Rencananya, Senin, 15 Agustus hari ini, H Hamid baru akan melaporkan kejahatan yang dialaminya kepada polisi. “Kejadian ini akan saya laporkan kepada pihak yang berwajib. Saya minta kepada masyarakat, untuk tidak mudah percaya dengan orang yang tidak kita kenal, karena bisa menimbulkan hal-hal yang tidak kita ingnkan,” katanya. Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Jhony Waenal Usman saat melakukan supervisi ke jajaran Polres Sidrap, Sabtu lalu, juga memperingatkan jajarannya terkait maraknya cybercrime selama ramadan. Dalam kunjungan keduanya di Bumi Nene Mallomo sejak menjabat Kapolda Sulselbar itu, Jhony didampingi Inspektorat Pengawasan Daerah (Irwasda) Polda Sulselbar, Kombes Aan Iskandar serta sejumlah petinggi Polda Sulselbar lainnya. Jhony mengingatkan kepada jajaran Polres Sidrap untuk menyelesaikan berbagai “pekerjaan rumah (PR)” yang perlu diselesaikan. Salah satu adalah, maraknya cybercrime. “Saya harap Polres Sidrap terus mewaspadai pelaku cybercrime yang menurut data, pelakunya banyak berasal dari daerah ini,” ujarnya mengingatkan. Kejahatan cybercrime biasanya menggunakan berbagai modus. Seperti, penipuan dengan hubungan internet. 


Ada penjual di internet yang meminta untuk dikirimi uang pemesanan barang, tapi sama sekali tidak dikirim ke pada pembeli, ada juga dengan cara mengirim e-mail yang isinya tidak penting, biasanya iklan. Spammer (pesan masuk di spam) biasanya memiliki progam dan cara tertentu yang bisa mengumpulkan alamat e-mail. Dan yang paling banyak dan gampang digunakan pelaku adalah, pengambilan uang yang berulang-ulang dalam jumlah kecil. Kejadian hilangnya uang di ATM di berbagai bank di daerah bisa terjadi karena modus ini. Mereka (pelaku) menuntun korbannya untuk menggunakan kecanggihan di ATM untuk menipu korbannya. Terkait maraknya kasi kejahatan cybercrime itu, Jhony Waenal Usman meminta jajarannya untuk tidak menjadikan bulan puasa sebagai alasan kinerja kepolisian menjadi menurun. Malah sebaliknya, kata dia pelayanan harus ditingkatkan, khususnya dalam mengantisipasi tindak kejahatan dan tradisi mudik saat lebaran. “Kita harus menjamin, tradisi pulang kampung aman, tertib dan lancar, jadi meski puasa pelayanan harus tetap jalan, memang seperti itulah tugas kita,” ujarnya. Jhony menjelaskan, dalam memberi pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat, polisi membutuhkan kesabaran dan stabilitas emosi tinggi. Dikatakannya, setiap anggota dapat melatih hal tersebut dengan berpuasa. 


Kapolres Sidrap, AKBP Syamsi saat melaporkan kondisi institusi yang dipimpinnya menguraikan, jumlah personil yang ada di Polres Sidrap hanya 421 orang, padahal berdasar DSPP (Daftar Susunan Personil Polisi) idealnya dibutuhkan 915 orang. Namun dikatakannya, hal tersebut tidak menjadi alasan dalam pelaksanaan tugas-tugas kepolisian secara maksimal. “Kami senantiasa mengoptimalkan personil yang ada, salah satunya melalui waskat (pengawasan melekat, red) di setiap jenjang,” tandas Syamsi. Kunjungan safari ramadan juga dilakukan Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Jhony Waenal Usman di Bumi Lasinrang, Pinrang. Irjen Pol Jhony Waenal Usman bersama rombongan dari Polda Sulselbar tiba sejak pukul 17.30 wita di Mapolres Pinrang dengan pengawalan ketat. 


Kapolda bersama rombongan diterima Kapolres Pinrang. Selain buka puasa bersama, juga dirangkaikan shalat magrib berjamaah di Muzhallah Polres Pinrang Dilanjutkan penyerahan bantuan kepada puluhan anak panti asuhan serta sejumlah pensiunan Polri di di Aula Polres Pinrang. Seusai kegiatan di Mapolres, tim safari ramadhan Kapolda melanjutkan salat Isya dan Tarwih bersama di masjid Nurul Iman Polres Pinrang di halaman Asrama Polisi (Aspol). Kapolda bersama rombongan juga sempat dijamu Bupati Pinrang, Aslam Patonangi, di rumah Jabatan Bupati (rujab).(ANDAS)




Menurut Saya masalah penipuan Online tersebut harus di usut tuntas, karena sudah terjadi banyak sekali kasus yang sama, di sekitar saya pun sudah banyak sorban yang sudah mengalami penipuan tersebut, ingá akhirnya mau tak mau harus berpasrah, apa lagi jikalau melapor ke polisi terkadang harus memenuhi biaya administrasi alias PUNGLI, itu yang harus dihilangkan dari kebiasaan polisi, jangan sampai menyebarnya penyakit penipuan dalam dunia maya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar